Kamis, 06 November 2014

Piala Pertama OZON

      Hari selasa kemarin sekolahku ngadain PHBI 1 Muharrom. Jadi, Selasa kemarin free gak ada pelajaran. Jam delapan ada seminar, yang IPS di aula yang IPA di masjid. Judul seminar yang IPS Pasar Bebas. Di seminarnya itu bicarain masalah MEA/Masyarakat Ekonomi Asia. Katanya pembicaranya barang produk Indonesia gak kalah sama produk asing, kita harus bisa "menyambut" dan jangan kaget pas kedatangan MEA. Kurang lebihnya gitu. Di Selasa itu juga ada lomba bikin tumpeng. Jadi, Setiap kelas ada perwakilan buat bikin tumpeng maks 5 orang. Nah, yang 5 orang itu gak ikut seminar tapi bikin tumpeng di kelas. Hari-hai sebelumnya juga ada lomba nasyid sama qiro'ah. Yang mewakili kelas buat lomba qiro'ah Amirul. Lombanya di masjid jam 2 siang, abis pulang sekolah. Trus yang lomba nasyid ada Amirul (lagi) yang jadi vokalis, Faris yang beatbox, Ilham sama 'Ain yang ngiringin beatbox, gitulah pokoknya, Da'i Jadi vokals juga sama pengiringnya beatbox, trus Aida sama Farah jadi baking vokal.
      Kembali ke hari Selasa. Kan seminar selesainya jam 11-an, abis selesai seminar pengumuman pemenang lomba nasyid sama qiro'ah. Pas pengumuman lomba itu murid-murid pada keluar semua. Aulanya sepi, aulanya serasa jadi punya sendiri. Ada 3-4 panitia sama anak yang juara lomba. Trus kan pemenangnya diumumkan. Juara ke dua qiro'ah kelas XI-IPS 1. Anak IPS 1 pada rame. Trus Juara ke dua nasyid XI-IPS 1. Anak-anak rame lagi. Perwakilan kelas naik ke panggung, penyerahan piala trus difoto. Dua piala itu adalah piala pertama OZON. Semoga koleksi piala buat OZON tambah lagi.
      Kalo kelas kompak itu enak, enak di ajak apa aja. Jadi, kalo ada lomba atau event-event anak-anaknya pada mau jadi volunteer. Gak usah nunjuk-nunjuk anak. Dan kemungkinan bisa dapet juara. Trus juga bisa diajak kerja sama pas ulangan, alias contekan *kalo yang ini jangan ditiru*. Tapi, bikin kelas kompak itu juga gak gampang. Satu kelas ada 40 anak yang semuanya punya sifat yang beda-beda, heterogen lah istilahnya. Tapi, kalo anak-anak yang heterogen itu nyadar dan bisa mementingkan kebersamaan kelas, kelas itu bisa kompak. Dan mungkin lagi kelas itu juga seru. Dan OZON masih dalam tahap meuju kekompakan. Semoga lebih kompak dan seru yaaaa.

OZON VOICE perform

Juara 2 lomba nasyid
Amirul, juara 2 qiro'ah

Tumpeng OZON
Gladi bersih sebelum perform










Jumat, 03 Oktober 2014

Kelas Dulu, X-3

Hmm... Kelas baru, suasana baru, teman lama tapi baru. Ya gitulah, aku udah naik ke kelas XI. Pas-nya kelas XI-IPS1, tempatnya deket ruang tunggu, selatannya perpus. Suasananya beda banget pas waktu kelas X-3 dulu. Temen-temennya juga beda. Sampe sekarang aku masih tetep kangen sama kelas X-3 dulu. Ke-enggak-kompakannya, marah-marahnya, ketawanya, bareng-barengnya, konyolnya, nangisnya, SEMUANYA. Aku kangeenn... Para anggotanya yang sekarang udah pencar-pencar ke berbagai belahan kelas di MAN 3. IPA, IPS, AGAMA.
Meskipun udah pencar-pencar kemana-mana tapi tetep nyapa kalo ketemu, tetep bisa diajak dan ngajak guyon, enggak canggung klo ketemu, lumayan sering ngobrol langsung atau lewat sosmed, walaupun udah jarang yang lewat sosmed. Chat di grup fb jadi sepi. Pas dulu klo pada on semua, gk ada sehari chatnya bisa ratusan sampe ribuan. Pas jamannya pildun kemarin, dari malem sampe pagi begadang nonton pildun, teriak -teriak di chat, klo pas ada pelanggaran atau gol eyel-eyelan. Trus pada debat gara-gara beda timnas favorit. Satunya Brazil, Argentina, yang lain Chile, Jerman, dll. Pas ada tugas, jawabannya di pos di grup, atau klo lagi presentasi, power point nya di pos. Comment di fb pada penuh semua. Gara-gara satu anak nge-comment yang lain pada ikut. Akhirnya koyah dewe di comment-nya orang haha... :D
Pas jamannya MTC, kelas X-3 paling nyantai buat nyiapin pensi. Soalnya gk ada yang tau mau nampilin apa. Akhirnya 1 hari sebelum pentas, anak-anak baru dapet ide. Itupun dapet idenya luamaaa buangettt. Ada yang ngusulin ini tapi pada gk setuju, ngusulin itu, gk setuju juga. Akhirnya semua setuju buat nampilin drama komedi + nge-dance :D Pas itu dapet idenya di ma'had baru. Awalnya kan nyari tempat buat nyari ide + latihan. Setelah lama kluntrang-kluntrung kesana sini akhirnya aku "nemu" ma'had baru yang gk dikunci. Masuklah beberapa anak itu. Masuk ke ma'had, anak-anak malah kluyuran. Ada yang liat-liat kamar, naik ke lantai 2, teriak dari lantai 2, pokoknya jelajah ma'had baru. Trus, sama Bu. Wakil Ketua, anak-anak disuruh ke lantai 1 buat bahas MTC. Pintu ma'had ditutup, jendela dibuka biar debunya keluar + gk pengap.
Abis dapet ide buat MTC, anak-anak latihan seadanya, akting sebisanya, dialog sesukanya. Trus anak-anak yang udah fix ikut tampil, disuruh bawa perlengkapan MTC buat besok. Besoknya baru latihan yang beneran. Pas jam istirahat atau pas jam kosong dibuat anak-anak latihan di aula.

Sekolah selesai, MTC dimulai. Kelas X-3 dapet urutan ke berapa aku lupa, seingetku gk terlalu awal juga gk akhir, ditengah-tengah lah. Selama nungguin buat tampil itu, anak-anak latihan lagi, dimantapin gimana akting sama dialognya. Akhirnya giliran X-3 tampil. Sebelum tampil sih ndredeg, tapi pas udah diatas panggug ndredek nya ilang. Udah, enjoy aja. Pertama dramanya, masuk geng Srondeng, trus bla bla bla, diakhiri sama goyang Morena :D Aduhh.. kocak banget lah. Diatas pangung itu kayak main biasa gitu, gk ndredek sama sekali. Keren lah pokoknya. Sampe sekarang pun kalo aku denger lagu Morena jadi keinget masa-masa MTC dulu. 
Menit berganti jam, jam berganti hari, saatnya pengumuman yang masuk semi final, daftarnya udah di pos di fb. Daaann hasilnyaaa... X-3 masuk semi final yess!! Masuk semifinal latihan lebih sering. Tapi sayang, gk masuk final. Yahh, nggak papa lah. Yang penting kita hepi. Haha... :D

Senin, 18 Agustus 2014

Cerpen Halloween

 Another Story in Halloween Night

 

Malam 31 Oktober. Langit berwarna kelabu, halaman-halaman rumah diterangi cahaya redup berwarna jingga oranye. Cahaya tersebut berasal dari sebuah labu yang telah di ukir. Jack O Lantern. Berada di depan halaman setiap rumah, seperti penjaga yang mengawasi gerak-gerik siapapun yang melewatinya dengan seringainya yang meyeramkan. Terkadang ia bergantung di dahan pohon. Sesekali bergoyang kedepan ke belakang, tetapi terkadang terdiam kaku. Namun, seringainya tetap jelas terlihat.
.....
Anna mematut-matut bayangannya di depan cermin, dia merasa takut sendiri dengan bayangannya. Dia memakai kostum penyihir untuk halloween tahun ini. Wajahnya di cat hijau. “Wah, kamu memakai kostum penyihir untuk tahun ini ya, sayang?” Mama masuk kamar Anna, “Iya, ma. Aku kelihatan seram banget ya ma? Sampai-sampai aku takut lihat bayanganku sendiri.” Anna bertanya kepada mamanya. “Hahaha... “ Mama tertawa, “Kamu kelihatan serammm banget, tadi aja mama hampir kaget saat masuk kamarmu. Mama kira itu penyihir beneran.” Jawab mama menggoda Anna. “Aaaaaa...!!” Ra berteriak di depan pintu kamar Anna. Wajahnya terlihat kaget. “Oi, kenapa kamu teriak-teriak? Berisik tau !!” Anna berkata kesal. “Lho, kak Anna to? Kirain penyihir beneran. Soalnya mirip banget kayak penyihir, mukanya juga. Haha... “ Ra mengejek Anna. “Mukaku kayak penyihir? Enak aja, muka cantik kayak Katy Pery gini masa disamain sama penyihir. Ih, enggak banget.” Anna berkata narsis sambil menyibak rambutnya. “Kamu tuh yang udah kayak zombie beneran. Dari ujung rambut sampe ujung kaki mirip zombie banget. Ketularan virus zombie dari mana tuh?” Anna balas mengejek. Sebelum pertengakaran kedua kakak beradik ini berlanjut lebih heboh, mama melerai mereka berdua. “Ehhh, sudah-sudah jangan bertengakar terus. Kostum kalian berdua bagus kok. Ayo cepat kita keluar, nanti peremen-permennya habis keduluan teman-temanmu.” Mama mengajak mereka keluar.
Di luar, suasana terasa menyenangkan karena banyak anak-anak memakai kostum aneh dan lucu meneriakkan “Trick or treat” di setiap rumah, hiasan halloween yang lucu-lucu dan tentu saja ada banyak permen dan coklat. Tetapi suasana juga menyeramkan karena labu-labu Jack O Lantern membuat bayangan menyeringai mengerikan. Ditambah lagi langit malam yang hitam kelabu dan hembusan angin malam yang dingin, menambah suasana menyeramkan malam halloween kali ini. Anna dan Ra bergabung bersama teman-temannya untuk mengunjungi rumah-rumah tetangga. Mereka meneriakkan “Trick or treat” di setiap rumah dan mendapatkan banyak permen dan coklat. Ra pulang lebih dulu karena dia telah mengantuk dan jam telah menunjukkan jam 9 malam “Kak, aku pulang dulu ya, aku udah ngantuk.” Kata Ra sambil menguap. “Iya enggak papa kok. Hati-hati ya kalau pulang.” Jawab Anna. “Iya, kak”. Anna dan teman-temannya yang lain masih mengunjungi rumah-rumah tetangga. Setelah mereka puas dan keranjang mereka penuh berisi permen dan coklat, akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
.....
Saat mereka pulang, jam telah menunjukkan pukul 11 malam. Karena rumah Anna yang paling jauh, Anna berjalan sendirian ke rumahnya. Saat Anna berjalan pulang. Anna mendengar lolongan anjing berkali-kali. Langit malam tampak hitam kelabu. Suasana sepi karena hampir tengah malam. Angin malam berhembus pelan membuat bulu kuduk berdiri. Dan labu-labu Jack O Lantern menyeringai mengerikan ke arah Anna. Membuat Anna ketakutan. Anna melihat percikan kilat di langit malam. Sepertinya akan turun hujan. Anna mempercepat langkahnya, agar tidak kehujanan dan karena dia merasa takut. Anna merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Anna menengok ke belakang. Tidak ada siapapun di sana. Sepi. Rumah-rumah tampak kosong dari luar. Seperti tidak berpenghuni. Anna pun melanjutkan berjalan. Perasaan Anna tetap tidak enak, dia tetap merasa ada yang mengikutinya.
Dia menoleh ke belakang sekali lagi. Dan Anna melihatnya. Seorang pria berjalan mendekati Anna. Wajahnya sama sekali tidak terlihat. Dia membawa sebuah lentera di tangan kanannya. Lentera yang terbuat dari labu, cekung, dengan lilin di dalamnya. Perlahan-lahan sinar purnama menerangi wajahnya. Wajahnya putih. Pucat lebih tepatnya. Seperti mayat hidup. Jalannya terseok-seok. Seperti zombie. Matanya merah menyala. Tatapannya menakutkan. Dan wajahnya sangat menyeramkan. Anna membalikkan badan dan berlari secepat mungkin. Pria tersebut mengejar Anna. Dia mengacung-acungkan sebuah parang di tangan kirinya.
Rumah Anna masih jauh jaraknya. Sekarang sudah mulai gerimis. Anna butuh tempat untuk berteduh. Anna melihat ada sebuah rumah yang pintunya terbuka. Anna masuk ke dalam rumah tersebut. Masih ada sisa-sisa makan malam di meja makan. Saat Anna melihat ke halaman belakang rumah tersebut, ada mayat satu keluarga bergeletakan dengan sekujur tubuh dipenuhi darah dan sayatan-sayatan. Darah menggenang di sekitar tubuh mayat-mayat itu. Bau amis darah menguar dari halaman belakang tersebut. Pemandangan yang sangat mengejutkan dan mengerikan. “Aaaaaa...!!” Anna berteriak kencang sekali. Dia berlari keluar dari rumah itu. Di jalan tidak jauh dari rumah itu ada pria itu yang terus mengikuti Anna. Dia menyeringai lebar mengerikan. Anna berlari lagi, tidak peduli dengan hujan yang membasahi kostumnya. Berlari terus dan terus. Tetapi secepat apa dia berlari pria itu tetap berada di belakanganya. Anna merasah sangat capek, nafasnya mulai tidak teratur. Dia melihat sebuah rumah lagi. Dari dalam cahayanya terang. “Mungkin ada orang di dalam rumah itu. Aku bisa berteduh, meminta pertolongan dan sedikit air minum.” Batin Anna. Dia mengetuk pintu rumah itu, “tok tok tok”. Dari dalam terlihat bayangan perempuan berjalan hendak membukakan pintu. Saat pintu tersebut terbuka, terlihat sosok perempuan tinggi bergaun putih panjang yang lusuh. Perempuan itu membawa sesuatu di tangan kanannya. Dan saat Anna melihat kepalanya, Anna terkejut. Perempuan itu tidak memiliki kepala. Dan ternyata sesuatu di tangannya itu adalah kepalanya. Kepala perempuan tersebut berputar menghadap Anna dan menyunggingkan sebuah senyum yang mengerikan. Anna sangat kaget melihatnya. Suaranya tercekat tak bisa berteriak. Anna langsung pingsan di depan rumah tersebut.
.....
Cahaya redup lampu bohlam 5 watt di atas kepala Anna menyilaukan matanya. Anna terbaring di atas dipan keras. Badannya terasa sakit semua. Hujan di luar deras dan sesekali kilat menyambar. Dia melihat sekelilingnya. Suasana dalam ruangan ini temaram dan berbau apak. Seperti rumah yang telah lama tidak dihuni. “Haloo, ada orang disini?” Anna memanggil. Anna menunggu, tidak ada jawaban. Anna memanggil lagi, kali ini lebih keras “Halooo, ada orang disini?” tetap tidak ada jawaban. Lalu Anna melihat sekeliling. Anna baru menyadari kalau di ruangan itu banyak dipan. Di atasnya ada orang-orang yang ditutupi kain putih. “Mungkinkah itu semua mayat orang-orang yang dibunuh pria itu?” batin Anna. Brakk... sreettt... terdengar suara pintu dibanting terbuka dan sesuatu yang diseret. Ada seorang pria masuk dengan menyeret parangnya yang panjang. Itu dia, pria yang mengikuti Anna dari tadi. Anna mencoba memberanikan diri membentak pria itu “Heh, siapa kamu, kenapa kamu ngikutin aku?!”. Bodo amat bentak-bentak ke orang tua. Lagian orang tua apa bukan kan aku enggak tahu, pikir Anna. Pria itu mendekat ke Anna dengan menyeret parangnya. Anna berlari mengitari ruangan, menjauh dari pria tersebut. “Waaaaa... Pergi kamu!! Sana sana sana, hus hus!!” Anna berteriak histeris dan menggulingkan dipan di depannya. “Waaaa... tolonggggg, ada orang gak sih? Tolonggg!!” Anna berteriak minta tolong.
Anna tidak bisa berlari lagi, dia berada di pojok ruangan. Pria itu terus mendekat dan mendekat. Anna ketakutan setengah mati. Tubuhnya tidak bisa digerakkan, kaku dan suaranya tercekat. Pria itu semakin dekat dan dekat. Dan saat pria itu berada tepat di depan Anna, pria itu tanpa ragu-ragu mengayunkan parangnya tepat ke laher Anna. Crattt, darah terciprat ke dinding ruangan itu. Bau anyir darah menguar. Tubuh Anna jatuh tergeletak di lantai. Dengan kepalanya di sampingnya. Wajah di kepala Anna menyiratkan ketakutan yang sangat amat. “Huahahahaha.....” Terdengar suara tawa mengerikan membahana ke seluruh ruangan.
.....
Malam Halloween tahun ini, pria tersebut datang lagi mencari teman untuk menemaninya di muka bumi ini. Dia tidak bisa masuk surga karena banyak melakukan dosa. Dan di neraka juga tidak diterima karena telah mengelabuhi setan. Dia tidak bisa pergi kemana-mana. Dia akhirnya meminta sedikit bara api kepada setan lalu memahat sebuah labu dan memasukkan bara api itu kedalamnya. Sejak saat itu, Jack selalu bergentayangan setiap malam dengan lentera labunya. Mengetuk setiap pintu rumah dan mengikuti orang yang sedang berjalan sendirian di malam 31 Oktober untuk dijadikan temannya.


Selasa, 03 Juni 2014

Milad MAN 3 Kediri ke 22 "REBORN"

MILAD MAN 3 KEDIRI KE 22

Late post. Acara puncak Milad MAN 3 Kediri berlangsung selama 2 hari. Tanggal 16-17 Mei 2014 kemarin. Di milad MAN 3 Kediri ke 22 ini ada banyak lomba intern dan ekstern, ada lomba stand kelas, lomba "PANKREAS" (pawai n' kreasi), dan hari terakhir ada sholawat bersama Habib Ja'far dari Malang. Ini foto-foto nya.



Suasana di stand bazar
Mbak icon kelas XI IPS 3

X-3 Juara 3 lomba desain brosur. Yay !! :D

Mas icon kelsa XI Agama

Wuhuu, Syecher Mania. Dari kiri ke kanan (Lina, Wafirotul, Annisaul)

Habib Ja'far dari Malang (yg tengah)

Suasana MAN 3 bersholawat. Rameee



Jumat, 23 Mei 2014

Konser One Direction "On The Road Again" di Indonesia

Aaaaaa ... !!! One Direction konser di Indonesia. Udah ditungguin lamaaaa akhirnya ke Indonesia juga. Tapi tetep aja nggak bisa nonton. Padahal pengen banget nonton konsernya.

Ini aku kasih info harga tiket, seat dan waktunya.



Konser One Direction "On The Road Again"


Hari/tanggal : Rabu, 25 Maret 2015
Jam : 20.00

Tempat : Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia 
Ticket on sale : offline 31 Mei 2014
online 02 Juni 2014, www.1dindo.com


Harga Tiket :
Tribune 1 : Rp. 750 ribu
Tribune 2 : Rp. 500 ribu
Tribune 3 : Rp. 750 ribu
Festival A dan B : 1,4 juta
Festival C dan D : Rp. 1,2 juta
Festival E dan F : Rp. 1 juta
West VIP : Rp. 1,75 juta
East VIP : Rp. 1,75 Juta
Hot Seat : Rp. 2,75 juta, sudah termasuk official merchandise.





Rabu, 30 April 2014

Sekitar 24 Jam yang Lalu

Sekitar 24 jam yang lalu waktuku berada di dunia berkurang. 24 jam yang lalu aku masuk sekolah seperti biasa. Eh, hampir telat deng. Dan nggak ada yang aneh sama teman-teman ku.Tapi di balik "kebiasaannya" teman-teman ku, mereka menyembunyikan sesuatu.

Jam pelajaran pertama - kedua, biasa aja. Jam ke tiga - empat biasa aja. Istirahat, biasa aja. Jam ke lima - enam mulai ada yang bisik-bisik. Abis Sholat Dzuhur sama Dhea, ketemu Utit, trus di ajak ke kelasnya. Dan aku di kasih kado. Kadonya itu jam tangan, warnanya merah sama item. Jam tangannya satu, kardusnya besar di bungkus kertas kado Angry Bird, isinya sobekan kertas, ada kartu ucapannya yang di tempel pake selotip di tutup kardusnya. Aku buka kadonya di kelas. Temen-temenku pada heboh, mereka langsung ngerubungin aku. Itu cuma kado, kawan. Bukan bom. Lanjut jam ke tujuh - delapan, Dhea sama Alisya bisik-bisik sambil lihat-lihatan. Dan itu menimbulkan kecurigaan ku.

Akhirnya pulang sekolah. Aku lihat Fina pinjam helm nya Mira. Ngapain Fina bawa helm nya Mira ?? Aku ngayal, paling mau ambil kue tar buat aku, hehe ... Ngayal nya berhenti sampe di situ gara-gara ada panggilan untuk kumpul Passerka di basecamp. Sebagai anggota yang rajin dan baik aku ngajak Rahma ikut kumpul Passerka. Pas lagi di basecamp Passerka, Novi sama Fina manggil aku. Kata Fina kamera ku gak ada. Aku bilang ada, di lemari belakang. Fina tetep ngeyel gak ada. Aku takut kalau hilang. Trus aku langsung lari ke kelas, gak pake sepatu cuma pake kaos kaki aja. Ada banyak anak di depan kelas. Aku mau masuk kelas, tapi di halang-halangin. Akhirnya, aku duduk di depan kelas. Kalo dipikir-pikir berarti kamera ku gak hilang. Ini mungkin bakal ada sesuatu. Eh, ternyata bener. Gak lama kemudian, aku di gandeng Fina masuk kelas. Dan di dalam kelas ada yang bawa kue tar. Trus, aku tiup lilinnya. Yang bawain kue ngucapin selamat ulang tahun. Aku jawab makasih.

Dan kue tar nya di makan bareng-bareng sama anak-anak. Kue tar itu pun habis tak bersisa. Kue nya enak. Abis makan kue tar foto-foto bareng dan pulang ke rumah masing-masing.







Sabtu, 22 Februari 2014

Resensi Harry Potter and the Goblet of Fire

Judul Buku : Harry Potter and the Goblet of Fire
ISBN : 9796558548
Nama Pengarang : J. K. rowling
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 8 Juli 2000
Tebal Buku : 882 halaman
Harga Buku : Rp 121.000

Kisah ini diawali oleh pertandingan Piala Dunia Quidditch Bulgaria VS Irlandia. Harry Potter pastinya ingin sekali menonton pertandingan tersebut. Dan pastinya Harry tidak diizinkan oleh paman dan bibinya, tetapi akhirnya paman dan bibinya mengizinkan Harry menonton pertandingan tersebut berkat bantuan Mr. Weasley, ayah sahabatnya, Ron. Harry merasa senang sekali dan banyak hal yang membuat Harry terkagum-kagum saat menonton pertadingan tersebut, dari perkemahan penyihir, veela, sampai omnicular. Namun, kesenangan pasca pertandinga Piala Dunia Quidditch tidak berlangsung lama, karena para Death Eater datag mengacau dan muncul Tanda Kegelapan di langit malam. Harry, Ron, dan Hermione hampir dituduh sebagai orang yang melepaskan Tanda Kegelapan tersebut.

Ketika kembali ke Hogwarts, mereka di kejutkan dengan berita bahwa Hogwarts akan menjadi tuan rumah dalam Turnamen Triwizard yang akan diikuti oleh 3 Sekolah Sihir dan ada guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru, yaitu Alastor Moody yang seorang Auror. Murid yang mengikuti Turnamen Triwizard harus berumur diatas 17 tahun. Setiap sekolah akan diwakili satu juara yang akan dipilih setelah memasukkan nama mereka ke Piala Api.

Piala Api telah mengeluarkan 3 nama untuk 3 sekolah, semua orang mengira seleksi telah berakhir. Namun, Piala Api kembali mengeluarkan satu nama yaitu Harry Potter. Semua orang mengira Harry berbuat curang dengan menyuruh orang lain memasukkan namanya. Setelah di konfirmasi, ternyata Harry membantah hal tersebut. Dia jelas tidak ingin ikut dalam pertandingan yang berbahaya itu. Namun, semua peserta yang sudah dipilih oleh Piala Api harus mengikuti pertandingan tersebut, karena mereka telah terikat kontrak secara sihir. Dan dengan terpaksa , Harry akhirnya ikut serta.

Maka dimulailah pertandingan tersebut. Tugas pertama yang harus di lewati para peserta yaitu, mereka harus mengambil telur emas yang dijaga oleh naga yang ganas dan memecahkan teka-teki telur emas tersebut. Tugas kedua adalah, mereka harus menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi di dasar danau yang ditawan oleh Grindylow. Dan tugas terakhir yaitu, mereka harus menemukan Piala Triwizard di tengah-tengah maze/labirin yang penuh dengan rintangan.

Harry dan Cedric melihat jalan menuju Piala Triwizard. Namun, Cedric terjatuh karena terbelit tanaman. Harry menolonganya, dan mereka sepakat untuk menyentuh Piala Triwizard bersama-sama dan menjadi juara barsama-sama. Ternyata piala tersebut adala portkey yang membawa mereka ke pemakaman tempat Voldemort akan di bangkitkan. Cedric dibunuh oleh Peter Pettigrew dan Harry diikat di nisan ayah Voldemort. Dan prosesi pembangkitan voldemort punn dilaksanakan. Dengan tulang sang ayah, darah harry, dan daging pengikutnya yaitu Peter Pettigrew, Voldemort akhirnya bangkit kembali. Voldemort ingin membunuh Harry dengan berduel. Namun Harry berhasil selamat dengan membawa kembali jasad Cedric dan menyentuh Piala Triwizard untuk kembali ke Hogwarts.

Penonton bersorak gembira ketika melihat kedatangan Harry dan Cedric. Namun, berubah histeris karena menyadari Cedric telah meninggal. Harry yang sedang menangis dibawa Moody ke dalam ruangannya. Dumbledore yang curiga segera mendatangi ruangan Moody bersama Snape tepat ketika Moody akan menyerang Harry. Snape meminumkan Veritaserum kepada Moody, agar ia mengngkapkan rahasianya. Ternayata selama ini Moody yang asli dikurung dalam peti oleh Barty Crouch Jr yang menyamar sebagai Alastor Moody dan yang memantrai Piala Triwizard sebagai portkey yang membawa Harry ke pemakaman.

Menurut saya cover novel ini bagus, cerita di novel ini sangat seru dan membangkitkan imajinasi, dan membuat orang yang membacanya ingin berada dalam cerita. Cocok untuk para pembaca yang menyukai cerita fantasi. Namun ada sedikit kata-kata yang agak susah dipahami

<a href="https://www.goodreads.com/review/list/24637711-jo-jingga">View all my reviews</a>

Jumat, 17 Januari 2014

Chairil Anwar's Poems


DOA
 
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
 
 SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…



 NISAN 
untuk nenekanda
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertakhta


TAMAN

Taman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
Halus lebut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
Dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
Aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia